Subuh ini, kipas angin yang masih berputar menyejukkan kamar kosku. Kain sarung yang masih lekat di tubuhku. Namun, masih saja terasa panas untuk 3 hari ini, meski aku tinggal di daerah yang cukup dikenal dingin yaitu kaliurang. Setelah sekilas baca artikel, ternyata panas tersebut karena matahari yang sedang tidak pada poros garis khatulistiwa.
Terdengar suara dari luar pintu kosku "tok tok tok, ke Mejid peh Mud (ke Masjid yuk Mud)" suara yang tak asing yaitu suara Ibnu. Spontan aku terbangun dari pulau kapukku dan bergegas membuka pintu. "payo" kataku pada Ibnu. Aku ganti baju kaosku dengan koko yang masih tergantung di balik pintu kosku. Kain sarung yang masih melekat, aku menuju kamar mandi plus ambil air wudhu.
Pintu sudah terkunci, aku betulkan kain sarung yang sejak tadi malam belum aku rapikan, kaca cermin di ruang tamu memandangi wajahku, aku rapikan rambutku dengan tanganku, ku pijakkan kaki kananku pada pijakan kaki kiri, aku duduk di atas jok, belakang Ibnu. Motor sudah dipanasi sebelumnya lalu melaju. Menuju Masjid Ulil Albab UII.
Perjalanan sampai pertigaan Fakultas MIPA hingga perempatan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, pintu pagar belum terbuka. Roda motor berputar terus menuju utara, dan bertemu Masjid yang tak sesuai dengan rencana. Kami masuk, iqomah berkumandang. Dari shaf terdepan dan dengan penuh keyakinan, aku angkat kedua tanganku dan berlafadz "Allahu Akbar".
19/10/2013
Ditulis di Jogja, dibaca di mana aja
Terdengar suara dari luar pintu kosku "tok tok tok, ke Mejid peh Mud (ke Masjid yuk Mud)" suara yang tak asing yaitu suara Ibnu. Spontan aku terbangun dari pulau kapukku dan bergegas membuka pintu. "payo" kataku pada Ibnu. Aku ganti baju kaosku dengan koko yang masih tergantung di balik pintu kosku. Kain sarung yang masih melekat, aku menuju kamar mandi plus ambil air wudhu.
Pintu sudah terkunci, aku betulkan kain sarung yang sejak tadi malam belum aku rapikan, kaca cermin di ruang tamu memandangi wajahku, aku rapikan rambutku dengan tanganku, ku pijakkan kaki kananku pada pijakan kaki kiri, aku duduk di atas jok, belakang Ibnu. Motor sudah dipanasi sebelumnya lalu melaju. Menuju Masjid Ulil Albab UII.
Perjalanan sampai pertigaan Fakultas MIPA hingga perempatan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, pintu pagar belum terbuka. Roda motor berputar terus menuju utara, dan bertemu Masjid yang tak sesuai dengan rencana. Kami masuk, iqomah berkumandang. Dari shaf terdepan dan dengan penuh keyakinan, aku angkat kedua tanganku dan berlafadz "Allahu Akbar".
19/10/2013
Ditulis di Jogja, dibaca di mana aja